Rabu, 18 November 2015

Indonesia

Banggaku Untuk Tanah Kelahiranku

Hey guys, temen-temen Indonesiaku. Aku di sini memmandang indahnya negeri kita dari kejauhan. Buat kalian yang sering ngeluh sama kebijakan pemerintah Indonesia, yang sering bilang Indonesia itu kumuh, yang sering bilang sistem pendidikannya nggak baik, ayoo buka mata kalian dan lihat betapa Indahnya Indonesia. Negeri ini adalah negeri bagi orang-orang ranah, pekerja keras dan cinta akan budayanya. Negeri ini adalah negeri dimana perbedaan senantiasa berkembang, tidak perlu sekuat Amerika, tidak perlu sama teraturnya seperti London, atau pun tidak perlu semodern Singapura, Indonesia adalah negeri dengan karakter kuat yang membutuhkan orang-orang konsisten untuk tetap mencintai budayanya dari dalam atau pun luar. Bagiku seorang siswa yang tengah belajar di luar negeri (Amerika Serikat), Indonesia mempunyai sistem pendidikan yang sesuai dengan keadaan negeri Indonesia, ketika berbicara tentang bagus dan sesuati tak ada batasan untuk meningkatkannya. Seragam, bukan masalah bahkan saya sangat merindukan keseragaman dalam perbedaan itu. wajib memilih pelajaran ? Don not ask why ? negeri kita memang kesatuan yang memiliki bentangan perairan yang menyatukan, pernahkah kalian berpikir hebatnya Indonesia bisa mempersatukan bangsanya bahkan sejak dini dengan menyeragamkan hal-hal yang di pelajari. Indah dan kebagiaan tidak akan bisa di dapat hanya dengan menengadahkan tangan kepada pemeintah, bangsa ini perlu bersinergi untuk menjadi lebih-lebih-lebih dan lebih. Cintai bangsamu, hargai tanah kelahiranmu, berpikir holistik adalah jalan yang tepat. Menjaga citra adalah dengan menjadi diri sendiri. Jangan pernah meminta Indonesiaku untuk menjadi seperti negara lain, tapi dengan apa yang kita punya kita bisa menjadi lebih. 
Oh negeriku negeri tercinta 
kau selalu ada dalam hatiku
cinta negeriku Indonesia

Ari Widiastuti OR USA 

Puisi menarik untuk sang angin

Fall in Winter


Dia mulai bernyanyi
Mulai berbisik
Menghembuskan daun
Membuat ranting menangis
Menambah beban batang untuk tetap tegak
Ui Ui Ui, dalam ramainya gelap dia bernyanyi
Mengundang lebutnya bitiran es

Dia mulai menangis
Membekukan hati
Mulai berkata pada kokohnya tembok
Mulai mengendalikan gelombangnya
Menundukan ranting
Menggoyangkan batang

Dia meraung
Marah pada daun dan bunga
Membuatku menelan bulat dinginnya buah 
Ngiiiiiiiinngg huuuu
Sepi kini
Gelap mulai menyendiri dalam dingin

Dia berdoa dalam nyanyian 
Mulai menidurkan matahari 
Mengundang awan 
Menggunadang ribuan cahaya palsu
whuuushhhh
na na na 
Dia jatuh pada dinginnya doa


(Ari Widiastuti, Middle of Fall, Portland OR)


Jumat, 13 November 2015

Duo, Puisi Rua Bineda

Dua 
(untuk dibaca dua orang dengan gender yang sama)

Aku siswa 
Aku siswa 
Setiap pagi diantar oleh supir 
Setiap pagi menyerangi jembatan tua
Membawa tas bermerek
Bukan tas, hanya karung yang ku ikat dengan tali
Yang tentunya memiliki isi berkualitas
Yang berisi buku usang
Memakai seragam yang rapi
Basah dan kotor hal yang wajar
Duduk di depan 
Tak ada kursi bagus yang tersedia untuk siswa kotor
Mengangkat dagu adalah gayaku
hanya bisa menunduk
Memberi mungkin hal yang sangat gampang
Aku tak akan meminta
Waktu hanya dimensi 
Waktu adalah mesin uang
Sekolah bagiku formalitas semata
Mampu mengenyam sekolah adalah keajaiban
Apa yang kurang ?
Aku tak punya apa 
Nilai bukanlah masa depan 
Hanya nilai yang ku punya untuk masa depan
Aku siswa 
Aku siswa
Dan aku hanya siswa 
Yang bekerja paruh waktu
Yang belajar hanya karna aku siswa 
Belajar adalah kebutuhan bagiku
Tapi tidak lagi 
Semua berubah
Sampai aku menjadi seorang mahasiswa
Sampai aku menjadi mahasiswa
Mereka menyerah
Aku dan mereka tak akan menyerah
Mereka tak peduli
akan selalu berusaha
Karena aku tak pernah mencapainya
Karena telah kucapai semua
Dan tentu mereka tidak akan begitu mudah 
Bukan hal mudah untuk mereka
Mudah menyerahkan uangnya 
Mengais rezeki
Kepadaku siswa yang hanya belajar karena aku siswa 
Untukku siswa yang berjuang untuk tetap sekolah
Dan aku sadar 
Aku tidak salah
Belajar adalah kehidupan
Hidup memang pembelajaran
Belajar adalah sepanjang usia 
Sepanjang usiaku aku tetap belajar


Ari Widiastuti, USA, 13/11/2015

Ending Of The Beginning

Ending Of The Beginning 

Hi, namaku Ari Widiastuti remaja cengeng asal Bali yang hobbynya merantau dan "manjauhi rumah". Aku lahir 6 Agustus 1998, di sebuah desa kecil yang bernama Desa Sulahan. Lahir di keluarga yang sederhana tidak serta merta membuatku menjadi gadis cilik yang sederhana seperti kakakku yang menjadi cucu kesayanga n nenek pada massa itu. Aku bisa di bilang sangat manja, sangat cengeng dan apa pun yang aku mau harus di penuhi. Aku lahir di lingkungan yang ramah tapi tidak banyak anak perempuan yang senang bermain denganku karena aku adalah anak yang bossy, that's way aku sering main sama anak cowok dan tumbuh menjadi anak tomboy dan jail. Ibuku sibuk banget bisnis ini bisnis itu,  ayahku sibuk bekerja dan kadang jauh di luar pulau, aku dititipkan kepada nenekku dan secara tidak langsung aku di asuh oleh tiga orang bibi galak nan kejam. Waktu pun berlalu sangat cepat, dua orang bibi galak nan kejam yang mendidik dengan cara yang jitu pun menikah dan meninggalkan rumah serta tugasnya untuk mengurusku. Haa,, saatnya memulai masa SD ku, well aku kan anak yang beken di kalanganku dan aku nggak mau kalah sama siapa pun dan yaa!!! aku dapet rengking dua pada semester pertama yang berlanjut hingg kelas 3 SD semester akhir. Di kelas 4 SD aku mulai ikut beberapa lomba di tinggkat gugus which is nguji nyali jadi siswa dan aku pun mulai jatuh cinta. Ayoo tebak sama siapa ? Yups Matematika, aku benar-benar mencintai mata pelajaran seni yang satu ini. Hal mengagetkan pun terjadi, hahahaha aku dapet rengking satu di semester pertama kelas empat yuhuuuu (the other Ari maaf yaa!!). Kelas 5 SD bisa di bilang awal karirku, aku banyak memenangkan lomba sejak kelas 5, mulai dari Olimpiade Matematika, Juara 1 siswa berprestasi di kecamatan dan juara 2 di Kabupaten, juara 3 lomba nari, juara 2 lomba IPTEK dan tentunya juara bertahan di kelas. Banyak banget kengan indah di masa SD di SD Negeri 7 Sulahan, kemudian aku beranjak ke SMP masa jaya dan masa mengerti arti keluarga, sifat manja dan ingin mennag sendiri mulai meninggalkan diriku tapi masih aja yang namanya cengeng dan harus jadi yang terbaik (beda looo sama pengen menang sendiri). Jadi banyak banget hal yang aku lalui di sini, banyak juga gelas dan prestasi yang aku raih tapi banyak juga masa kelam yang tentunya jadi tulisan di buku harian bukan Blog HIIHIHIHI. Well aku berhasil jadi ketua OSIS, jadi Duta Anak Bali bidang kesehatan tahun 2012, sering lomba pidato dan cerita dalam bahasa Bali, sering lomba nari, dan akhirnya juara 1 lomba  Siswa Berprestasi tingkat kabupaten serta juara umum 1 untuk sembilan kali berturut-turut dan aku mulai yang namanya sayang kakak, mulai pelit sama diri sendiri dan sayang bibi. Anehnya aku yang cengeng dan manja ini malah milih melanjutkan di sekolah asrama setengah milites (the best school ever). Bukan pilihan yang salah sama sekali, walau ujung-ujungnya nggak beken lagi di rumah tapi banyak banget yang namanya pelajaran hidup yang aku dapatkan di sini SMANBARA itu adalah nama yang biasa kami pakai untuk menyapa sekolah yang sangat ajaib ini. Aku merasa kayak Harry Potter yang terperangkat di Rhino House sama badak badak bercula satu yang lucu-lucu. Aku sering ikut lomba nulis baik esay atau pun karya tulis dan empat kali berkesempatan menyandang yang namanya juara, yang terakhir aku aku menang lomba esay berkat ngebuat mie dari suweg yang bagus buat orang yang kena diabetes. Di tahun ke tiga aku berkesempatan untuk menjadi siswa pertukaran pelajar ke Amerika Serikat. Hari ini adalah bulan ke tiga aku  berada di negara adi daya ini. so if you want to know about my American Experience, follow up this Blog.......